KH Asnawi

Diposting oleh den imam Kamis, 28 Januari 2010 1 komentar


Daerah yang terkenal dengan nama kota Kretek dan kota Santri dalam wilayah propinsi Jawa Tengah di sebut dengan Kudus. Mengenai sejarah Kudus, sebagaimana lazim di masyarakat disebut telah dibangun oleh Sunan Kudus Sayyid Ja’far Shodiq. Sebutan kota Kretek didasarkan pada banyaknya industri produksi rokok klobot atau filter. Sedangkan predikat kota santri terilhami kondisi religiusitas di Kudus sendiri banyak sekali bangunan pondok pesantren, masjid, surau, madrasah dan majlis ta’lim. Sehingga iklim keagamaanya terkesan kental. Lagipula hal tersebut merupakan rentetan dari historisitas dua wali yang dimakamkan di Kudus, Sayyid Ja’far Sodiq dan Sayid Umar Sa’id (Sunan Muria).

Kota Kudus seperti dimuat dalam Peraturan Daerah nomor 11 tahun 1990 tertanggal 6 Juli 1990 ditetapkan berdiri pada tanggal 1 Ramadlan 956 H bertepatan dengan 23 September 1549 M. Tanggal miladiyyah sampai saat tulisan ini diturunkan masing menjadi perbedatan. Apakah benar tanggal 23 September atau tidak? Penentuan pendiri kota Kudus adalah Sunan Kudus Ja’far Shodiq adalah sebagaimana inskripsi batu nisan yang ada di atas mihrab masjid Al-Aqsha Kauman Menara Kudus.



Potret Kudus sebagaimana digambarkan oleh Triyanto (2000) termasuk mempunyai posisi cukup setrategis. Secara geografis Kudus merupakan daerah perlalulintasan yang menghubungkan daerah-daerah sekitarnya menuju Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, atau juga jalur utama Jakarta dan Surabaya. Letaknya diantara 1100 500 bujur timur dan 60 510 dan 700 160 lintang selatan. Tanahnya mempunyai tinggi rata-rata 55 m dari permukaan laut. Iklim tropis daerah ini tergolong bertemperatur sedang. Kota Kudus tergolong besar, karena berkisar 22,50 Km. dari barat ke timur dan 39,00 Km. dari utara ke selatan. Jadi, total luasnya sekitar 42.515,644 Km.

Pengembangan agama Islam di daerah ini berjalan cukup cepat. Perjalanan Sunan Kudus ditekankan pada aspek mistik dan teologi. Setelah beliau wafat, yang menggantikan perjuangan beliau adalah para keturunan dan para murid-muridnya. Laju waktu yang bertambah maju mewujudkan Islam semakin harum di Kudus.

Sketsa Biografi Kyai Asnawi (1861-1959 M/1281-1379 H)

Pada kisaran tahun 1861 M (1281 H) di daerah Damaran lahir seorang jabang bayi yang diberi nama Raden Ahmad Syamsyi. Putra dari pasangan H. Abdullah Husnin dan Raden Sarbinah ini lahir di sebuah rumah milik Mbah Sulangsih. Kelahiran anak pertama bagi sepasang keluarga baru menjadi satu keharuan dan dambaan yang sangat tiada nilainya. Apalagi bayi itu laki-laki yang telah diharap dapat melanjutkan kiprah orang tua. Rasa syukur yang dirasakan tidak sekedar diucapkan. semuanya sebagai bukti terima kasih pada sang pencipta alam atas anugerahnya.



Tempat tinggal mbah Sulangm begitu ia akrab disapa menjadi ramai didatangi oleh sanak saudara dan tetangga sekitar lantaran kelahiran anak mbarep. Sudah menjadi tradisi masyarakat Kudus Kulon, setiap ada babaran (melahirkan bayi), tetangga ikut merasakan bahagia dengan menjenguk ibu dan anak yang dilahirkan. Tradisi semacam ini sudah dimulai semenjak nenek moyang. Kedatangan tamu untuk menengok bayi biasanya diikuti dengan tentengan (bawaan) berupa gula, teh dan kebutuhan dapur lainnya. setelah mereka pulang, tuan rumah juga membalasnya dengan hadiah berupa makanan, masyarakat menyebut dengan balen.

Tanggal dan bulan yang pasti kelahirannya tidak diketahui, yang jelas hari lahirnya adalah seingat KH. Minan Zuhri adalah Jum’at Pon. H. Abdullah Husnin terkenal seorang pedagang konfeksi yang tergolong besar. Memang sudah menjadi hal yang lumrah, rata-rata penduduk di desa ini mempunyai penggautan (kerja) di bidang konfeksi. Mata pencaharian konfeksi sampai sekarang juga masih banyak ditekuni penduduk Damaran. Potensi ekonomi masyarakatnya mengandalkan kreatifitas memproduksi kain menjadi pakain, kerudung, rukuh, dan lain sebagainya.

Sebagai orang tua, Abdullah Husnin menginginkan kelak anaknya nanti pandai dalam bidang agama dan piawai dalam berdagang. Ikhtiar mewujudkan anak yang sholeh ditempuhnya dengan mengenalkan huruf-huruf Arab kepada Syamsyi. Huruf-huruf Arab ini biasanya diajarkan untuk memulai belajar al Qur’an. Husnin menyempatkan diri mendidik putranya belajar Al-Qur’an mulai kecil hingga menginjak dewasa. Awal pengajaran Al-Qur’an dimulai dengan alip, ba, ta (alif, ba’, ta’) dan seterusnya hingga mahir mambaca. Sebab di Damaran, syarat orang hidup sempurna dalam masyarakat beragama Islam adalah dilihat dari kemahiran baca Al-Qur’an.

Harapan orang tuanya dilanjutkan dengan mendidik Syamsyi berdagang semenjak usia 15 tahun. Sekitar tahun 1876 orang tuanya memboyong ke Tulung Agung Jawa Timur. Disana Husnin mengajari anaknya berdagang pagi hingga siang. Sedangkan waktu luang yang cukup panjang tidak ingin disia-siakan oleh anaknya yang masih muda belia. Keinginannya mencetak putra sholih mengantarkan Husnin untuk mengikutsertakan Syamsi mengaji di Pondok Pesantren Mangunsari Tulung Agung. Waktu mengaji adalah sepulang dari berdagang mulai sore hingga malam. Tidak diketahui apa kitab yang ditekuni kala itu.

Cukup asing sekali nama Raden Ahmad Syamsi, bahkan jarang sekali orang Kudus mengenalnya. Syamsi inilah yang kelak menjadi terkenal dengan nama KH. Raden Asnawi. Semasa hidupnya tercatat tiga kali berganti nama. Ahmad Syamsi dipakai mulai lahir hingga umur 25 tahun. Sepulangnya dari haji pertama pada tahun 1886, namanya diganti dengan Raden Haji Ilyas. Pergantian nama sepulang dari tanah suci sudah menjadi hal yang wajar.

Nama Ilyas juga tidak menjadi nama hingga wafatnya, tetapi nama itu diganti lagi dengan Raden Haji Asnawi, setelah pulang haji ketiga. Selanjutnya nama Asnawi ini yang menjadi terkenal dalam pengembanagan Ahlussunnah Waljama’ah di Kudus. Dari sinilah kharismanya muncul dan masyarakat memanggilnya dengan sebutan Kiai. Sehingga nama harum yang dikenal masyarakat luas menyebut dengan Kiai Haji Raden Asnawi (KH. R. Asnawi).

Dalam memperjuangkan Islam, KH. R. Asnawi memiliki pendirian yang teguh. Prinsip-prinsip hidupnya sangat keras dan watak perjuangnnya terkenal galak. Sebab kala itu bangsa Indonesia sedang dirundung nestapa penjajahan kaum kafir. Keyakinan inilah yang dipeganginya sangat kokoh sekali. Bahkan tidak segan-segan KH. R. Asnawi memproduk hukum agama yang sangat tegas. Segala bentuk tasyabbuh atas kolonial diharamkan, entah itu gaya berjalannya, berdasi atau menghidupkan radio.

Kehidupan beliau dihabiskan untuk menegakkan Islam. Perjuangannya disertai dengan kerelaan dan keteguhan jiwa. Lebih dari itu seperti dituturkan KH Abdurrahman Wahid, bahwa R. Asnawi adalah ulama’ dari desa yang didasari kejujuran dan terbuka dalam memimpin bangsa, selain itu KH. R. Asnawi menurut Gus Dur mengikat dirinya dengan etika (ahlaq al karimah). Dengan itu nama besarnya banyak dikenang oleh masyarakat. Kiprah dalam bidang agama ditempuh dengan dakwah ke berbagai daerah: Kudus, Jepara, Demak, Tegal, Pekalongan, Semarang, Gresik, Cepu dan Blora. Begitu pula KH. R. Asnawi aktif dalam pertemuan-pertemuan ulama’ nasional mulai tahun 1926-1956. Setelah pulang dari Makkah, di Haramain saat bermukim, KH. R. Asnawi juga tidak pernah ketinggalan dalam forum-forum diskusi keagamaan. Diskusi bidang agama sepertinya sudah menjadi bagian dari kehidupannya.

Umur yang diberikan Allah tidaklah sama yang diharapkan masyarakat. Masyarakat dan umat Islam pada umumnya mengharap agar para Kyai dipanjangkan umurnya dan diberkahi kesehatannya. Tujuannya tiada lain mendampingi dan menata infrastruktur masyarakat dalam memegang subtansi ajaran agama. Namun Allah telah menghendaki terlebih dahulu memanggil KH. R. Asnawi menghadap keharibaannya.

Wafatnya ulama’ besar di Kudus ini tidak terduga. Sebab satu minggu sebelum wafatnya KH. R. Asnawi masih bermusyawarah dalam muktamar NU XII di Jakarta. Bersama dengan para Kyai NU se-Indonesia, KH. R. Asnawi masih nampak segar bugar. Dikisahkan oleh KH. Minan Zuhri, selama berlangsungnya muktamar, Asnawi menginap di rumah H. Zen Muhammad adik kandung K.H. Mustain di Jalan H. Agus Salim Jakarta. Muktamar yang digelar pada tanggal 12-18 Desember 1959 merupakan muktamar terakhir yang dihadirinya. Mustain yang setia mengantar-jemput KH. R. Asnawi selama berjalannya muktamar dari rumah adiknya sempat tertegun. Pasalnya, saat menjemput beliau untuk menghadiri pembukaan Muktamar yang dihadiri Bung Karno, Mustain mendengarkan kalimat aneh dari KH. R. Asnawi: “Hai Mustain ! inilah yang merupakan terakhir kehadiranku dalam muktamar NU, mengingat keadaanku dan kekuatan badanku.” Tercenganglah Mustain mendengar perkataan itu. Spontan Mustain menyambung pembicaraan dengan mengatakan; “Kalau Kyai tidak dapat hadir dalam muktamar, maka sangat kami harapkan do’anya.”

Kemungkinan besar Asnawi telah mengetahui akan tanda-tanda panggilan Allah untuk memanggil dirinya. Pukul 02.30 WIB Sabtu itu Asnawi bangun dari tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi yang tidak jauh dari kamarnya untuk mengambil air wudlu. Setelah dari kamar mandi Asnawi dengan didampingi istrinya Hamdanah kembali berbaring di atas tempat tidur. Kondisinya semakin tidak berdaya. Dan kalimat syahadat adalah kalimat terakhir yang mengantarkan arwahnya. Waktu itu juga 26 Desember 1959 M/25 Jumadil Akhir 1379 H sekitar pukul 03.00 fajar, KH. R. Asnawi pulang ke rahmatullah.

Kudus berkabung ditinggalkan ulama’ besar yanga setia mendampingi kejayaan Islam ala Ahlussunah Wal Jama’ah. Pada usia 98 tahun KH. R. Asnawi meninggalkan para keluarga dan santrinya. Kesedihan tidak hanya pada masyarakat Kudus, semua Kyai di Indonesia turut menyatakan duka kepada kyai kritis asal Kudus yang beberapa waktu lalu masih sempat kumpul di Jakarta. Khabar wafatnya KH.R Asnawi disiarkan di RRI pusat Jakarta lewat berita pagi pukul 06.00. Penyiaran itu atas inisiataif Menteri Agama RI KH Wahab Hasbullah yang di-callling H. M Zainuri Noor.

Ribuan umat Islam memadati rumah duka untuk ta’ziyah sebagai penghormatan akhir kepada almarhum. Keluarga, murid dan masyarakat tumplek blek di rumah duka. Isap tangis dan dengung bacaaan tahlil mengiringi kesedihan muazziyyin. Dikisahkan oleh Minan Zuhri, halaman rumah duka mulai jam 04.00 waktu itu sudah penuh dengan tamu. Jenazah diberangkatkan dari rumah jam 16.30. Sebelumnya mulai jam 14.00 hingga jam 16.00 shalat jenazah dilaksanakan secara bergantian.

Keranda (cekatil) yang diusung dari rumah setelah selesai upacara pamitan menjadi rebutan para pelayat. Layaknya keranda yang ditempati mayat hanya digendong empat orang saja. Namun keranda pengangkat jenazah KH. R. Asnawi tidak begitu. Keranda dengan lurup hijau bertuliskan kalimat tahlil dengan dililiti kembang nampak berjalan sendiri. Pengusung keranda juga tidak terhitung dan saling silih berganti. Semua pelayat punya hasrat untuk menghormati Kyai dengan turut serta memanggul keranda. Keadaaan seperti itu semakin menjadikan keranda sulit berjalan dengan lancar. Sesekali bergoyang ke kanan dan ke kiri serta naik turun karena gonta–ganti pemanggul. Begitu seterusnya sampai di Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. Setelah dilaksanakan solat jenazah, keranda yang sebelumnya juga dilewatkan dua pintu kembar tidak mungkin kembali melewati rute seperti biasa .

Umumnya, setelah selesai shalat jenazah, rute yang ditempuh adalah kembali ke arah timur dari pengimaman dan kembali menyusup dua pintu kembar dan baru menuju ke pemakaman. Namun hal ini nampak aneh. Seusai shalat, keranda langsung diturunkan lewat jendela Masjid Menara dan diterima pengusung lainnya di bawah. Hal ini untuk menghindari terjadinya rebutan keranda seperti sebelumnya. Di samping itu pula maqbaroh-nya juga berada tepat berada di sebelah barat mihrab masjid. Tempat pemakaman di belakang pengimaman ini merupakan amanat almarhum sebelum meninggal dunia.

Sampai sekarang makam KH. R. Asnawi masih banyak dikunjungi oleh para peziarah. Di atas sebidang tanah satu komplek dengan makam Sunan Kudus, KH. R. Asnawi menempati persinggahan terakhir. Batu nisan dan bangunan kijing setinggi 50 cm bercat hijau menjadi saksi sejarah. Di sebelah barat kijingan tertempel monel bertuliskan: Makam KH. R. Asnawi lengkap dengan hari dan tanggal wafat, baik hijriyyah maupun miladiyyah.

Untuk mengenang tahun wafat Kiai Asnawi, KH. Turaihan Adjhuri—tokoh falak terkenal—membuat kalimat عش غط : Hiduplah engkau (Mbah Asnawi) dan lindungilah kami. Hitungan abajadun dari kalimat tetenger itu berjumlah 1379. ‘ain = 70, syin = 300, ghin = 1000 dan tha’ = 9. Di sinilah akhir perjuangan praktisnya berakhir. Namun jasa-jasanya sampai sekarang masih dapat terasa. KH. Sya’roni Ahmadi menyebutkan bahwa penisun (baca: tutup usia) KH. R. Asnawi sudah komplit. Tiga aspek yang menjadi tumpuan hitungan manusia yang telah meninggal dunia dan masih mendapatkan pahala dalam kehidupan Asnawi telah terpenuhi. Mulai dari shadaqoh (amal jariah), ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh. Amal jariyah terlihat dengan pendirian Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin (nglestreni Pondok pada tanggal 29 Rabiul Awal 1345 H/26 September 1927 M) dan Madrasah Qudsiyyah (berdiri 1919 M). Ilmu yang manfaat dapat disaksikan dengan keberhasilannya mencetak generasi muslim yang tangguh dengan bekal ilmu-ilmu agama. Dan anak shaleh juga tampak dengan tampilnya anak-putu sebagai tokoh masyarakat menggantikan mbah Asnawi.

Banyak sekali pengaruh perjuangan KH. R. Asnawi yang masih terasa hingga sekarang. Kiprahnya di tengah-tengah masyarakat tampil dengan anggun dan memukau, untuk itulah dibutuhkan keterangan yang lebih jauh tentang siapa sejatinya beliau. Lebih jauh dari itu jasanya dalam memperteguh ajaran Islam juga tidak tanggung. Sampai-sampai dalam sebuah pertemuan dengan beberapa Kyai di Jawa Timur terdapat konsensus, Kyai dilarang untuk bekerja. Alasan ini diambil karena kondisi selain diancam kecamuk penjajahan oleh Belanda, Islam juga sudah mulai dirongrong dengan bentuk-bentuk modernitas yang membombardir tradisi. Keadaan semacam ini memaksa kepada Kyai untuk kerja ekstra membendung arus penghapusan nilai Sunniah yang selama ini dipegang teguh akibat datangnya kelompk wahabi yang sangat mengedepankan prinsip akal.

Tentang sejarah panjang kepiawaian KH. R. Asnawi dapat dibaca dalam Riwayat Hidup KH. R. Asnawi karya KH. Minan Zuhri dalam majalah El-Wijah, 1982, The Pesantren Architects and Their Socio-Religious Teaching sebuah disertasi UCLA Amerika Serikat tahun 1997 karya Dr. Abdurrahman Mas’ud, MA dan Karisma Ulama: Kehidupan Ringkas 26 Tokoh NU buku terbitan Mizan Bandung tahun 1998 yang diedit oleh Saifullah Ma’shum.

Menyangkut genetika para kyai pemangku agama Islam tidak dapat dijauhkan dari para nenek moyang pendahulunya. Adagium Jawa mengatakan, “anak macan metu macan” (orang besar melahirkan orang besar). Lalu siapa Asnawi sebenarnya?

Garis Keturunan Hingga Nabi Muhammad

Nama besar yang di sandang oleh KH. R Asnawi nampaknya membawa pertanyanan yang cukup besar. Dari mana dan siapa dia sebenarnya? Keharuman nama pejuang Islam sekelas Sunan Kudus ternyata banyak menelurkan generasi-generasi yang tangguh. Kedudukannya sebagai Sunan ketika itu dimanfaatkan untuk benar-benar mengibarkan bendera Islam ditengah kondisi ortodoksi masyarakat yang terhegemoni oleh agama Hindu, sehingga rekrutmen Islam ditempuh secara gradual dan defensif .

Upaya menengok motif pengajakan masuk ke dalam Islam oleh Asnawi juga hampir sama dengan apa yang dilakukan Sayid Ja’far Shodiq. Misalnya di tengah hingar bingarnya persaingan ekonomi Cina dan Islam, Asnawi tampil dengan tegas bergelut dengan organisasi perekonomian. Yang seperti ini bertujuan agar orang Islam tidak goyah dengan ekonomi atau bisnis versi Islam. Padahal jarang sekali sosok Kyai yang mau terjun di bidang bisnis sebab khawatir dianggap gila harta. Lalu model seperti itu apakah ada keterkaitan antara Asnawi dengan Sunan Kudus?

Sebagaimana ditulis oleh Minan Zuhri bahwa Asnawi merupakan Asnawi merupakan keturunan dari Sunan Kudus yang ke-14 dan keturunan ke-5 dari KH. Ahmad Mutamakin Wali di zaman Sultan Agung Mataram dimakamkan di Kajen Margoyoso Pati. Wajar saja apabila yang dilaksanakan olehnya tidak jauh beda dari para pendahulunya. Baik dari pola pendidikan dan dimensi penegakan reputasi agama Islam.

Nama Asnawi yang dimiliki sebelumnya adalah Ahmad Syamsi dan Ilyas bisa saja tabarrukan dengan buyut-nya. Begitu pula nama Ilyas yang juga sama dengan nama wareng-nya. Sedangkan kompetensi dalam bidang agama dalam masyarakat dan juga kewibawaan yang dimilikinya menjadikan ia dipanggil Kyai. Sebutan Kyai di Jawa merupakan panggilan untuk ahli agama Islam atau pengasuh pondok pesantren.

Perannya adalah memimpin laju keagamaan ke arah pemberdayaan umat. Kalau ditinjau dari partisipasi Asnawi berhubungan dengan masyarakat, predikat Kyai yang diberikan masyarakat dipandang dari dua sisi. Pertama, Asnawi memang seorang yang ahli bidang fiqih dan benar-benar ahli dalam bidang agama. Kedua, Asnawi adalah pemangku dan pengasuh pondok pesantren sekaligus sebagai pemimpin agama. KH. R. Asnawi tidak mau menjauh dari kebutuhan umat. Bahkan ia terkenal sangat memiliki sifat marhamah. Wibawanya besar, galak, keras dalam menetukan hukum tapi humanis lebih-lebih terhadap anak-anak seusia 4-6 tahun.

Tawadlu’ dan tidak sombong memang menjadi watak KH. R. Asnawi semenjak kecil. Sehingga dalam wasiatnya pun ia mengingatkan kepada anak-anaknya untuk tidak bersifat takabbur yang menurutnya dibatasi dalam tiga hal: menojolkan nasab, menonjolkan ilmu pengetahuan, dan mengedepankan harta benda. Garis keturunan inilah yang membayang-bayangi keluarganya dan untuk selalu hati-hati dalam menjaga nasab. Bahkan sumber dari Kajen mengatakan bahwa ada larangan untuk menunjukkan silsilah kepada selain saudara yang satu nasab.

Peran KH. R. Asnawi itu tertulis seperti yang dilayangkan dalam catatan Minan Zuhri pada tanggal 20 syawal 1471 H/ 28 Februari 1997 M. ia telah berhasil menghimpun dan menata secara rapi silsilah keturunan KH. R. Asnawi sepuh (buyut KH R Asnawi) lengkap hinga anak cucu dan jalur ke atasnya hingga Sunan Kudus dan KH Ahmad Mutamakkin. Dalam lampiran itu juga disampaikan sembilan wasiat Raden Asnawi dengan bahasa Jawa diantaranya dalam bentuk syair itu adalah :

Ngelingi nasab lan silsilah # terkadang bener terkadang salah

Iku keliru ojo bok tiru # ngeduhno nasab lakune saru

wongkang mengkono bodo lan kumrung # bingung dakweruh maring delanggung

“Mengingat nasab dan silsilah terkadang bisa benar dan bisa saja salah,

salah jangan dianut, menonjolkan garis keturunan tidak seyogyanya dilakukan.

Orang tersebut tergolong bodoh dan bloon seperti orang bingung tidak tahu jalan”.

Warning Kyai itu patut dimengerti jangan sampai keturunannya menjadi besar kepala hanya garis keturunan keluarga. Di sini lain makna filosofisnya, KH. R. Asnawi berkehendak agar anak keturunanya mengedepankan ilmu pengetahuan. Nilai kandungan edukatif ini sama seperti potongan hadits yang artinya, ilmu didapat tidak karena nasab tapi Innama al-ilmu bi al-ta’allum; ilmu akan didapatkan hanya dengan belajar.

Cinta kepada ilmu bagi KH. R. Asnawi adalah hal yang utama. Di sinilah keluarga dan santri-santrinya diingatkan kembali dengan tuturannya: “Yen bodo kenane lungo, Yen pangkat kenane minggat, lan yen ilmu kuwi bakale ketemu” (bodoh itu dapat dihilangkan, pangkat juga mudah dicopot, tapi ilmu akan ditemukan).

Silsilah yang dihimpun oleh Minan Zuhri didapatkannya dari sanak keluarga dan beberapa catatan-catatan yang dimilikinya. Garis keturunan Sunan Kudus dan KH. Ahmad Mutamakkin adalah semuanya dari bapaknya H. Abdullah Husain, Abdullah Husain adalah putera dari Raden Ayu Shofiyah. Raden Ayu Shofiyah ini adalah putri dari perkawinan K. Asnawi Sepuh yang berasal dari Kajen Margoyoso Pati dan Raden Nganten Salamah Kudus. Jadi keturunan Sunan Kudus yang dimiliki Asnawi berasal dari Mbah Buyut Putri. Sedangkan keturunan KH. Ahmad Mutamakkin adalah dari Mbah Buyut Putra. Keturunan Asnawi sepuh inilah yang akhirnya banyak melahirkan para Kyai lain di Kudus, seperti KH. Ahmad Kamal dan KH. Turaihan Adjhuri.

Untuk silsilah lengkap adalah Kyai Asnawi Sepuh bin Nyai Ageng Jirah anak dari Nyahi Ageng Alfiyah Ilyas bin Kyai Ahmad Mutamakkin bin Raden Sumahadi Negoro bin Raden Sumahadi Ningrat bin Sultan Hadiwijaya. Sedangkan silsilah Raden Salamah binti Raden Puspo Kusumo bin Raden Dipoyudo bin Raden Ngabehi Condro Taruno bin Pangeran Pendamaran II bin Pangeran Pendamaran I bin Pangeran Penjaringan bin Pangeran Gemiring bin Panembahan Palembang bin Assayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus) begitulah pertalian nasab yang berhasil di himpun oleh Minan Zuhri .

Penulis menganggap perlu melengkapi silsilah yang didokumentasikan keluarga ini, kalau di sini disebutkan Sunan Kudus dan Ahmad Mutamakkin’ maka kita juga tidak dapat menafikan bahwa Sunan Kudus dan KH. Mutamakkin punya keturunan hingga Nabi Muhammad. Untuk berangkat menuju kearah situ, silsilah Sunan Kudus yang dimbil dari catatan Abu Maimun Muhammad Sa’dullah Ibnu Rusyani M. Qudsyy (1411 H) adalah terhitung 25 hingga Nabi Muhammad. Dan Silsilah Mutamakkin hingga Nabi Muhammad terhitung 27. Hasil yang didapatkan keduanya sama hanya sampai turunan ke 16 (Muhammad Shohib Mirbath) setelah itu nama-nama beda, silsilah yang sama adalah Muhammad Sohib Mirbath bin Ali Bin Mawi Bin Ubaidillah ibn Ahmad Muhajir bin Isa bin Bisri bin Muhammad Ali Nuqoib bin Ali Arodli bin Ja’far Shodiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin ibn Assayyid Husain bin Fatimah Az Zahro binti Muhammad SAW.

Perbedaan sanak saudara yang putus pada Muhammad Sohib Mirbath pada hitungan tali persaudaraan ke bawah yang berbeda. K. Asnawi sepuh sampai pada Nabi Muhammad sambung keturunan ke-33 dan Raden Nganten Salamah lebih banyak ketimbang suaminya (turunan ke-35). Jadi KH. R. Asnawi boleh dikatakan mempunyai garis keturunan Nabi Muhammad ke–38 dari Asnawi Sepuh dan garis ke-38 dari Nganten Salamah.

Yang dimaksudkan persambungan Ja’far Shodiq hingga Muhammad Shohib Mirbath adalah Ja’far Shodiq bin Utsman Haji bin Juru Panditha bin Ibrahim As-Samarqondhi bin Jamaluddin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Abdul Malik bin Alawi Aminul Faqih. Untuk Mutamakkin sendiri adalah Sumahadi Wijaya (Mutamakkin) bin Sumahadi Negara Sumahadiningrat ibn Abudrrahman bin Umar bin Muhammad bin Ahmad ibn Abu Bakar Basyiban bin Muhammad Asadullah bin Hasan al-Turabi bin Ali bin Muhammad Faqih al- Muqoddam bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbat.

Syi’ir Nasehat Sufistik KH. R. Asnawi

Banyak hal yang belum sempat diangkat ke permukaan persoalan uswatun hasanah yang dicontohkan oleh KH. R. Asnawi. Enam puluh dua (62) butir syi’ir nasihat yang ditulisnya sungguh mempunyai arti besar bagi penataan moralitas umat Islam. Dalam bait-baitnya yang memakai bahasa Jawa dan tulisan pegon secara hermeneutik mengandung advis yang sangat bermakna bagi generasi penerusnya. Sesungguhnya hal ini didasarkan atas kepedulian seorang Kyai dalam ngemong santrinya. Sehingga disinilah nampak sifat KH. R. Asnawi yang selalu memperhatikan nasib umat Islam di dunia dan akhirat. Bait syi’ir itu diawali dengan:

فورواني تمبـاغ اران شغيران # اســماني الله كوستي فغيران

فغالم باناموغكوه حقيقــه # كـدوي الله كاغ فاريغ نعمه

Pembuka syi’ir telah memberikan petunjuk yang cukup kuat bahwa dalam mengawali sesuatu hendaknya dibuka dengan hamdalah. Sebuah ajaran sunni yang dipertahankan oleh Kiai dan mengajarkan pada seluruh umatnya agar itu semua dijalankan. Lebih dari itui sya’ir selanjutnya banyak menggunakan bahasa metamorfosis. Dalam istilah balaghoh, KH. R. Asnawi memakai majaz isti’arah untuk menghiasi syair yang dikarangnya. Pesan nasihat inilah yang dianggap sebagai pesan sufistik. Kesan tasawwuf yang diantarkanya banyak didominasi dengan advis yang sifatnya penataan akhlaqul karimah. Sehingga walaupun KH. R. Asnawi tidak terjun langsung dalam dunia tasawwuf, ia sudah nampak melakukan sufi akhlaqi.

Ditinjau dari prilaku keseharian (amaliyah) banyak hal yang sudah nampak dengan kecenderungan sisat kesufiannya. Dalam sebuah terminologi ilmu tasawwuh dikenal dengan tasawwuf amali. Dapat digariskan bahwa model tasawwuf yang dilaksanakan oleh beliau adalah dengan pola ini. Selain amaliyahnya, beliau sangat sering memberikan nasihatnya dengan gaya penyair seperi Jalaluddin Rumi dan Rabio’ah Adawiyah. Maka penulis menyebut syi’ir ini dengan langgam syi’ir sufistik.

Pesan yang menggunakan sebuah majas adalah dengan melantunkan: Contone koyo uwite mawar arum kembange ba’dane mekar, sekehe irung kepengen ngambung amunda-munda akeh wong gandrung, maring asale podo nyingkiro kuatir maring kecekrek eri. Sebuah peristilahan yang sangat mengesankan bagi orang yang menghendaki dihargai oleh orang lain. Selain berbekal dengan ilmu, seorang muslim tidak patut untuk menyombongkan dirinya sendiri, sebab itu akan mengakibatkan hal yang fatal. Sebagai seorang Kyai, ia punya kewajiban untuk mengajarkan prinsip kerendahan hati. Semua santrinya sering diingatkan dalam setiap kesempatan untuk tidak berbangga diri dan terlalu sombong.

Pada akhir btir nasihatnya itu beliau memesankan untuk tidakl menjalankan kema’shiyatan:

اغ كيني رامفوغ توتور واصيه # اخيري مكاس اجامعصيـه

Penutup washiyat beliau secara tegas menggunakan kalimat nahi (larangan) untuk tidak melakukan kema’shiyatan. Ilustrasi epilog yang dapat ditangkap dengan cermat bahwa kema’siyatan merupakan satu hal yang betul-betul diucitrakan negatif. Sehingga unsur negatifitas selayaknya dijauhi dalam kerangka norma keagamaan.

Nasionalisme Religius

KH. Asnawi sangat dikenal dengan keteguhannya membendung arus kolonialisme Belanda. Segala apa yang dilaksanakan oleh Belanda baginya tidak boleh ditiru. Sehingga banyak sekali produk hukum fiqih pada masa penjajahan ini, KH. Asnawi selalu mengedepankan prionsip tegas anti-kolonialisme.

Kemauan keras beliau agar Islam tetap eksis tanpa campur tangan penjajah kafir ini sudah menjadi pertaruhan jkiwa dan raganya. Untuk mencapai kemerdekaan itu seluruh kekuatan Indonesia dihadapkan pada sebuah perjuangan yang sehat. Perjuangan masing-masing kekuatan memang memiliki versi yang berbeda. Kekuatan tentara akan memainkan perang sebagai pertahanan dengan peluru dan sentaja. Sementara rakyat biasa menggunakan alat tradisional semisal bambu runcing. Sedangkan untuk Kiai memadukan pola keulamaan dan gerakan taushiyah dengan pesan melaksanakan jihad atas pemberontakan bangsa kafir. Begitu pula KH. R. Asnawi, dalam memberebutkan kemerdekaan beliau berperan sebagao layaknya seorang Kyai yang membekali para santri untuk memerdekakan bangsa ini.

Hal itu nampak dengan beberapa bait syi’ir yang dikarangnya yang menunjukkan kebahagiannya setelah Indonesia merdeka. Misalnya puisi berbahasa arab yang dilagukan pada saat menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia. Waktu itu di Jalan Pegangsaan Timur Jakarta, Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia membacakan teks proklamasi. Pada waktu malam sabtunya, KH. R. Asnawi bersama dengan santrinya melagukan proklamasi kemerdekaan “gaya pesantren”. Karena KH. R. Asnawi adalah seorang penggemar syai’ir, proklamasi di pesantren juga memakai bait sya’ir. Seperti dikemukakan oleh KH. Ni’am Zuhri, sampai sekarang yang masih diingat hanya dua bait ber-bahar kamil majzu’:

لحرة في اندونسيــا # بدت لـدى انـسا نيا

واهلــها منفرحو # ن فرحــا ابــديا

Bait lain yang memberikan isyarat kebahagiaan beliau adalah saat kunjungan Presiden RI pertama Ir. Soekarno ke kota Kudus. Pada waktu itu Kh. R. Asnawi turut memberikan sambutan pada waktu Kudus dipimpin oleh Bupati Raden Subarkah (1945-1946). Bait yang dikarangnya antara lain:

رئيسنا في اندونيسيا # لان قــد اتنيــا

ار سوكارنا رتبـة # اعلى با ندونيسيا رايا

ار سوكارنا راءسنا # راءس على ا ندونسيا

فكيف لا كابوفاتين # فيه سوباركا ه عليـا

ار سوكارنا(Ir. Soekarno) درهتا (Dr. Hatta)

هما سببا حرية اندونسيا فلاحلنبدا

Dari beberapa sya’ir karangan beliau ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa satu tawaran model nasionalisme religius merupakan tali perjuangan yang beliau laksanakan. Untuk itu dalam Shalawat Asnawiyyah yang dikarangnya juga tercantum do’a untuk keamanan bangsa Indonesia. Sebuah ajaran dengan memegang teguh pesan agama Islam; hubul wathon minal iman. Cinta tanah air adalah bagian dari iman. Yang patut digarisbawahi cinta kepada negara adalah dengan di abwah kepemimpinan yang ‘adil. Ketika pemimpin yang dzolim seperti Belanda tidak patut dipatuhi.

Sebagai penutup tulisan kecil ini, penulius merasakan betapa besar jasa dan perjuangan KH. R. Asnawi. Selain itu karya besarnya seperti Soal Jawab Mu’taqad Seket, Fasholatan Kyai Asnawi (yang disusun oleh KH. Minan Zuhri), Syiir Nasihat, Du’aul ‘Arusa’in, Sholawat Asnawiyyah dan syi’iran lainnya belum sempat di-cover dalam tulisan ini. Maka dibutuhkan waktu panjang untuk mengenal karya besarnya. Untuk itu kelengkapan informasi tulisan pendek ini perlu disambung oleh semua kalangan yang mengenal Kiai Asnawi (langsung maupun tak langsung).

Penulis yakin karena tidak pernah bersinggungan langsung dengan beliau tulisan ini hadir dari beberapa ma’khodz. Dan sekali lagi sangat penting sekali untuk membuka sejarah para pendahulu kita yang telah dikenang harum namanya oleh masyarakat. Sehingga kelak oleh generasi mendatang cerita-cerita tidak hanya berupa tutur (cerita mulut ke mulut)—dan ini rentan dengan subyektifitas dan manipulasi berita. Maka apa yang telah diungkap oleh KH. Minan Zuhri sebagai satu-satunya catatan biografi selayaknya disambung oleh para santri yang peduli terhadap sejarah tokoh. Semoga ada! Amin! Wallahu a’lam bish showab.

Baca selengkapanya.....

KH. Ahmad Asrori Ustman Al-Ishaqy

Diposting oleh den imam Senin, 18 Januari 2010 0 komentar


“Janganlah engkau katakan orang-orang beriman itu mati….” Aku masih mencium aroma melati terhampar di masjid itu ketika mendadak aku menatap foto kembang melati yang bertaburan di atas tanah merah yang masih sedikit basah.
Lalu hati mendadak sunyi. Rasanya baru seminggu aku menghirup cahaya barakah itu – namun belum sempat aku menggenggamnya sepenuh hati, cahaya itu telah kembali kepada Sang Cahaya. Belum sempat kami berkhidmah sepenuh hati, belum sempat kami mewujudkan harapan, belum sempat kami berjuang untuk menyiarkan pesan-pesan ruhani, cahaya itu telah dibawa kembali tempat yang jauh lebih baik. Hati kami tak bisa lagi tenang manakala hati-hati yang bercahaya satu-per-satu dipanggil kembali.



Ya Allah, kami masih membutuhkan banyak orang yang hatinya hidup dan berdenyut mengingat asma-Mu di setiap tarikan nafas, sebab tanpa mereka yang hatinya senantiasa mengingat-Mu, dunia ini akan kembali gelap dan punah – “tak akan kiamat dunia selama masih ada yang menyebut asma Allah di dunia ini.”


Yang tersisa bagi kami hanyalah kenangan-kenangan yang menentramkan hati. Namun Engkau Maha Penyayang, karena bahkan hanya dengan kenangan itu kami masih bisa mengambil pelajaran. Sungguh benar firman-Mu, bahwa sesungguhnya orang-orang beriman itu tidaklah mati. Jejak-jejaknya masih menebarkan pelajaran bagi siapa saja yang mau membuka dada untuk menyerap ilmu-Mu. Ruh-ruh para pembawa cahaya, para wali Allah, tidaklah berhenti menghantarkan cahaya kepada siapa saja yang mau dan berusaha menempuh jalan yang telah disampaikan oleh-Mu melalui penghulu segala makhluk, al-Musthofa, Kanjeng Rasulullaah SAW. Kini izinkan kami, Ya Allah, berbagi pelajaran dari perikehidupan salah seorang sahabat-Mu, Kyai Asrori al-Utsmani, yang telah kau panggil kembali beberapa waktu yang lampau.

Kyai Asrori al-Ishaqi, generasi ke-38 dalam garis keturunan Rasulullaah Muhammad SAW, telah lama mengemban amanah mengayomi dan mempersatukan umat Islam melalui Tarekat yang dianutnya, Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah al-Utsmaniyyah – yang dinisbahkan kepada Kyai Utsman al-Ishaqi r.a. Nama al-Ishaqi dinisbahkan kepada Maulana Ishaq, ayahanda Sunan Giri. Jadi dalam garis keturunannya yang mulia ini, Syekh Asrori masih keturunan Sunan Giri.: Ahmad Asrori Al Ishaqi – Muhammad Utsman – Surati – Abdullah – Mbah Deso – Mbah Jarangan – Ki Ageng Mas – Ki Panembahan Bagus – Ki Ageng Pangeran Sedeng Rana – Panembahan Agung Sido Mergi – Pangeran Kawis Guo – Fadlullah Sido Sunan Prapen – Ali Sumodiro – Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri – Maulana Ishaq – Ibrahim Al Akbar – Ali Nurul Alam – Barokat Zainul Alam – Jamaluddin Al Akbar Al Husain – Ahmad Syah Jalalul Amri – Abdullah Khan – Abdul Malik – Alawi – Muhammad Shohib Mirbath – Ali Kholi’ Qasam – Alawi – Muhammad – Alawi – Ubaidillah – Ahmad Al Muhajir – Isa An Naqib Ar Rumi – Muhammad An Naqib – Ali Al Uraidli – Ja’far As Shodiq – Muhammad Al Baqir – Ali Zainal Abidin – Hussain Bin Ali – Ali Bin Abi Thalib / Fathimah Binti Rasulullah SAW.

Sebagaimana lazimnya putra kyai besar, Kyai Asrori sejak muda rajin menimba ilmu pengetahuan, mengembara dari satu pondok pesantren ke pondok pesantren lainnya. Namun konon masa beliau mondok selalu sebentar. Kabarnya beliau pernah nyantri di Darul Ulum, Rejoso, Jombang, namun hanya setahun. Demikian pula saat nyantri di Pondok Pare Kediri dan Pondok Bendo.

Yang menarik, ketika mondok di Pondok Rejoso Jombang, Kiai Asrori tak aktif mengikuti ngaji. Namun itu tak membuat risau KH Mustain Ramli, pimpinan Pondok Rejoso. “Biarkan saja, anak macan kan akhirnya jadi macan juga,” kata Kiai Mustain Ramli. Karena kepintarannya yang luar biasa, terutama di bidang ilmu agama, di kalangan kiai dan santri pondok, Kiai Asrori dinilai memiliki ilmu laduni (ilmu yang diperoleh langsung dari Allah SWT). Dia memperoleh ilmu itu tanpa melalui proses belajar-mengajar yang wajar sebagaimana dijalani santri pondok pada umumnya.

Selama menimba ilmu di Pondok Rejoso itu, Kiai Asrori mampu membaca dan mengajarkan kitab Ihya’ Ulum Al-Din karya Imam Al Ghazali dengan sangat baik. “Kalau saya bukan bapaknya, saya mau kok ngaji kepadanya,” demikian ujar KH Utsman Al-Ishaqi.

Saat masih muda kabarnya Kiai Asrori badannya kurus karena banyak tirakat dan berambut panjang memiliki geng bernama “orong-orong”, bermakna binatang yang keluarnya malam hari. Jama’ahnya rata-rata anak jalanan alias berandalan yang kemudian diajak mendekatkan diri kepada Allah lewat ibadah pada malam hari. Meski masih muda, Kiai Asrori adalah tokoh yang kharismatik dan disegani berbagai pihak, termasuk para pejabat dari kalangan sipil maupun militer.


Sepeninggal Kiai Utsman, tongkat estafet kemursyidan kemudian diberikan kepada Kiai Asrori (konon pengalihan tugas ini berdasarkan wasiat Kiai Utsman menjelang wafatnya). Di tangan Kiai Asrori inilah jama’ah yang hadir semakin membludak. Uniknya, sebelum memegang amanah itu, Kiai Asrori memilih membuka lahan baru, yakni di kawasan Kedinding Lor yang masih berupa tambak pada waktu itu.

Dakwahnya dimulai dengan membangun masjid, secara perlahan dari uang yang berhasil dikumpulkan, sedikit demi sedikit tanah milik warga di sekitarnya ia beli, sehingga kini luasnya mencapai 2,5 hektar lebih. Dikisahkan, ada seorang tamu asal Jakarta yang cukup ternama dan kaya raya bersedia membantu pembangunan masjid dan pembebasan lahan sekaligus, tapi Kiai Asrori mencegahnya. “Terima kasih, kasihan orang lain yang mau ikutan menyumbang, pahala itu jangan diambil sendiri, lebih baik dibagi-bagi”, ujarnya.
Kini, di atas lahan seluas 2,5 hektar itu Kiai Asrori mendirikan Pondok Pesantren Al Fithrah dengan ratusan santri putra putri dari berbagai pelosok tanah air. Untuk menampungnya, pihak pesantren mendirikan beberapa bangunan lantai dua untuk asrama putra, ruang belajar mengajar, penginapan tamu, rumah induk dan asrama putri (dalam proses pembangunan) serta bangunan masjid yang cukup besar.
Hingga kini, murid-muridnya yang telah menyatakan baiat ke Kiai Asrori tidak lagi terbatas kepada masyarakat awam yang telah berusia lanjut saja, akan tetapi telah menembus ke kalangan remaja, eksekutif, birokrat hingga para selebritis ternama. Jama’ahnya tidak lagi terbatas kepada para pecinta thariqah sejak awal, melainkan telah melebar ke komunitas yang pada mulanya justru asing dengan thariqah.
Walaupun tak banyak diliput media massa, namanya tak asing lagi bagi masyarakat thariqah. Namun demikian, sekalipun namanya selalu dielu-elukan banyak orang, dakwahnya sangat menyejukkan hati dan selalu dinanti, Kiai Asrori tetap bersahaja dan ramah, termasuk saat menerima tamu. Beliau adalah sosok yang tidak banyak menuntut pelayanan layaknya orang besar, bahkan terkadang ia sendiri yang menyajikan suguhan untuk tamu.
Sebagai Mursyid Thariqah Qadiriyah Wa Naqsabandiyah Al Utsmaniyah memiliki tanggung jawab besar, yakni tidak sekedar membaiat kepada murid baru kemudian tugasnya selesai, akan tetapi beliau secara terus-menerus melakukan pembinaan secara rutin melalui majelis khususi mingguan, pengajian rutin bulanan setiap Ahad awal bulan hijriyah dan kunjungan rutin ke berbagai daerah.

Untuk membina jama’ah yang telah melakukan baiat, khususnya di wilayah Jawa Tengah, bahkan Kiai Rori telah menggunakan media elektronik yaitu Radio Siaran untuk penyebaran dakwahnya, sehingga murid muridnya tidak lagi akan merasa kehilangan kendali. Ada lima radio di Jawa Tengah yang dimilikinya setiap pagi, siang dan malam selalu memutar ulang dakwahnya Kiai Rori, yakni Radio Rasika FM dan “W” FM berada di Semarang, Radio Citra FM di Kendal, Radio Amarta FM di Pekalongan dan Radio Suara Tegal berada di Slawi.
Dalam setiap memberikan siraman rohani, Kiai Rori menggunakan rujukan Kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi Al Bantani, Al Hikam karya Imam Ibnu Atha’illah dan lain lain. Selain pengajian yang lebih banyak mengupas soal tasawuf, Kiai Rori juga sering menyisipkan masalah fiqih sebagai materi penunjang. Seorang ulama asal Ploso Kediri Jawa Timur, KH. Nurul Huda pernah bertutur, sulit mencari ulama yang cara penyampaiannya sangat mudah dipahami oleh semua kalangan dan do’anya sanggup menggetarkan hati seperti Kiai Asrori. Hal senada diakui oleh KH. Abdul Ghofur seorang ulama asal Pekalongan. Dengan kata lain, banyak orang mengakui bahwa Kyai Asrori tergolong ulama yang langka dalam hal kapasitas keilmuan dan spiritualnya.
Di kemudian hari, makin banyaknya murid mengundang kekhawatiran beliau karena menyulitkan pemantauan. Beberapa murid senior mengusulkan dibentuknya semacam wadah untuk “menyatukan” jamaah. Maka pada Desember 2005 diresmikanlah “Jama’ah al-Khidmah” yang tujuan dasarnya adalah untuk pembinaan jamaah agar lebih tertib dan terarah.
Hingga akhir hayatnya, TQN al-Utsmaniyyah telah berkembang pesat hampir di seluruh pulau Jawa, dan bahkan hingga ke manca negara. Beliau telah mewariskan teladan ruhani yang sudah selayaknya kita ikuti, sesuai dengan kemampuan kita. Kini ulama yang langka itu telah kembali ke Sang Kekasih, namun bukan berarti hubungan ruhani dengan jamaahnya telah terputus. Ruh-ruh para Wali Allah akan selalu hadir bersama orang-rang yang senantiasa berkhidmat kepada mereka, yang selalu mengikuti jejak ruhani mereka sesuai dengan yang digariskan oleh Kanjeng Rasulullaah SAW.

Seperti Wali Allah lainnya, beliau telah menjadi semacam “Jalan,” bukan lagi pejalan. Beliau menjadi “wadah” yang dilalui oleh “sesuatu,” bukan lagi pejalan yang menuruti kemauannya sendiri. Beliau barangkali salah satu contoh dari sedikit orang yang mampu merealisasikan hadits qudsi yang menyatakan “Allah telah menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, pendengarannya yang dengannya ia mendengar, tangannya yang dengannya ia memegang dan kakinya yang dengannya ia melangkah…” Beliau memang tak lagi bersama kita secara fisik, namun ingatlah nasihat Maulana Rumi ini:

“Jangan bersedih, wali Allah tak kan hilang dari dirimu, sebab semesta telah sirna dalam dirinya” … Dunia memang berada dalam genggamannya, namun tak pernah menguasai hatinya, sebab hatinya telah menjadi tahta Tuhannya. Hanya mereka yang mampu berzikir dalam setiap detak jantungnyalah yang dianugerahi martabat yang mulia ini…

Ila hadlarati as-Syekh Kyai Asrori al-Utsmani.. al-Fatihah.

Baca selengkapanya.....

Kiat sukses tukul

Diposting oleh den imam Selasa, 12 Januari 2010 0 komentar


Tukul Arwana - Siapa sih yang ga kenal dia? yaps, sosok pelawak yang karirnya melambung tinggi ibarat "Superman" lewat acara Talk Show EMPAT MATA/BUKAN EMPAT MATA ini sepintas memang terlihat biasa-biasa saja.. Namun jangan salah dulu, sesuai dengan guyonan dia "Casingnya boleh kurang bagus, tapi dalamnya bagus donk"., Ya,gue setuju banget dengan dia. Terbukti, dia sudah berhasil menghasilkan milyar-an rupiah dari lawakan-lawakan dia yang segar tersebut. Ada beberapa sikap positif yang bisa kita tiru dari pribadi seorang Tukul Arwana ini.


1. Menghargai Orang Lain
Seseorang yang sudah sukses cenderung berperilaku sombong, kurang menghargai orang lain, dan maunya dihormati. Tukul tidaklah demikian. Ia memiliki prinsip positive thinking, tidak pernah merendahkan orang lain atau pun mengecilkan orang lain. Sebaliknya ia lebih suka membesarkan (hati) orang lain dan menghormati orang lain. Menurut Tukul, kesombongan itu akan menjadi bumerang bagi diri sendiri dan akan merugikan diri sendiri.


2. Bekerja Keras
Rahasia sukses Tukul yang lain adalah ia mau bekerja keras dalam menjalankan setiap pekerjaannya. Ia juga sangat menjunjung tinggi kejujuran. Seperti diungkapkan oleh Alex, Tukul adalah salah seorang perantau yang rajin dan sangat menjunjung tinggi kerja keras dan kejujuran. Terbukti, selama tiga tahun menjadi sopir pribadinya, Alex tidak sedikit pun pernah dikecewakan. , Tukul juga sangat disiplin dan menghargai waktu. Ia selalu berusaha tepat waktu dalam menjalankan setiap pekerjaannya. Hal ini telah diakui oleh para mitra kerjanya. Tujuannya tidak lain agar mitra kerja Tukul selalu puas dan mau menggunakan jasanya lagi.

3. Belajar Dan Terus Belajar
Tukul merasa bahwa dirinya bukanlah berasal dari kalangan serba cukup dan bukan dari keluarga yang mempunyai banyak fasilitas maka ia merasa harus terus belajar. Semangat belajar Tukul sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat tatkala ia bekerja sebagai sopir pribadi Alex Sukamto. Mantan majikannya ini sempat heran dengan kemauan belajar Tukul yang sangat tinggi.


Seperti pernah diceritakan Alex bahwa setiap gajian, Tukul selalu menyisakan uang untuk beli buku. Alex tidak menyangka bahwa seorang sopir seperti Tukul ternyata mempunyai hobi membaca buku. Lebih mengherankan lagi, buku-buku yang dibacanya adalah tentang psikologi, politik dan lain-lain., Tukul mengakui bahwa dirinya memang tidak pintar. Ia biasa-biasa saja, tetapi ia senang membaca bacaan apa saja. Ia juga senang mengobrol bertukar pikiran. Dari kegiatan membaca atau mengobrol inilah ia bisa mendapatkan ilmu dan kemudian dijadikannya bekal untuk masa depan., Di tengah kesibukannya yang cukup padat, ia selalu berusaha menyempatkan diri untuk membaca. Ia sadar bahwa bacaan akan membuatnya tidak terbelakang. Ilmu yang semakin bertambah diyakini akan semakin menambah kemampuan dirinya sehingga ia mampu menjadi seorang penghibur sejati.



4. Hidup Itu Harus Ber-proses
Mas Tukul yakin betul bahwa hidup itu merupakan sebuah proses. Tidak ada ceritanya hidup langsung sukses, langsung kaya, atau langsung ngetop tanpa melalui sebuah proses. Mas Tukul sangat memegang prinsip bahwa yang terpenting dalam hidup adalah proses. Dan ia telah membuktikannya dengan menjalani sebuah proses yang cukup panjang, berliku dan tidak sedikit ia harus menghadapi tantangan yang begitu berat., Berjuang dengan butiran kristal keringat tentu berbeda dengan mereka yang meraih kesuksesan dengan cara instan. Mas Tukul sudah sangat kenyang diremehkan, dicaci dan dicibir. Namun, semuanya ia lalui, ia jalani tanpa menyimpan dendam. Ia jalan dari kampung ke kampung, dari panggung ke panggung yang lain dengan penuh keyakinan suatu saat bisa meraih kesuksesan. Ternyata, sukses itu akhirnya datang juga.

5. Tidak Memilih-milih Pekerjaan
Tawaran pentas tidak pernah dipilih-pilih. Di mana pun dan kapan pun tawaran itu ada maka akan dijalaninya dengan penuh rasa tanggung jawab dan sikap profesional. Barangkali dari sikap inilah banyak tawaran justru mengalir dan membawa rezeki., Sementara di kalangan artis, tindakan selektif dalam memilih tawaran job sudah biasa. Bila dipertimbangkan untung ruginya tidak seimbang maka tawaran tersebut akan ditolak. Hal ini tidak pernah dialami Tukul.

6. Ikhlas Dan Serius Mengerjakan Segala Hal
Tukul tidak pernah merasa gengsi atau rendah diri mengerjakan pekerjaan apa pun. Mulai menjadi sopir omprengan, sopir pribadi, kerja di tukang pembuatan pompa, menjadi model figuran, menjadi pembawa acara dan lain-lain. Semuanya dikerjakan dengan tingkat keseriusan tinggi., Teguh, salah seorang yang biasa mengatur jadwal kegiatan Tukul, pernah mengatakan, “Bisa dibilang Mas Tukul paling semangat kalau dengar ada kerjaan. Apa saja pasti dia kerjakan.

7. Sukses adalah "Kristalisasi Keringat"
Sering melihat penampilan tukul di TV..? kalau begitu anda pasti sering mendengar kalimat ini bukan? dan dia membuktikannya. . salut...

8. Percaya Diri
Tidak perlu di ragukan lagi tingkat kepercayaan diri dari sosok Tukul ini. Percaya diri disertai ambisi dan target membuat Tukul bisa mendapat tempat tersendiri di kalangan selebritas indonesia .

9. Menerima Kekurangan Dan Memaksimalkan Kelebihan
Ini yang saya suka dari mas tukul ini.. dia tidak melihat kekurangannya sebagai batu sandungan, namun dia melihatnya sebagai pendongkrak untuk memaksimalkan kelebihan.

10. Kegagalan Adalah Sukses Yang Tertunda
Tukul sudah mengalami beberapa kali kegagalan dalam hidupnya. Namun hal itu tidak membuat nya jera ataupun putus asa. Semangat dan kreatifitasnya memang boleh diacungi dua jempol.. sukses selamat.

Baca selengkapanya.....

ruangan di rutan pondok bambu

Diposting oleh den imam 0 komentar



JAKARTA - Temuan luar biasa didapatkan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum yang menggelar sidak di Rutan Wanita Pondok Bambu pada Minggu (10/01/2010) malam. Mereka mendapati ruang khusus karaoke.

Fasilitas mewah tersebut ditemukan Satgas di ruang tahanan Aling, napi kasus narkoba, di lantai II. Di tempat tersebut petugas menemukan ruangan khusus karaoke ber-AC.





"Ketika kita ke lantai II, mungkin karena mereka buru-buru, kita menemukan Blackberry yang tertinggal di ruang khusus Alin. Kita juga mendengar ada staff Alin di dalam, tapi sudah kabur duluan," ujar anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Mas Ahmad Santosa kepada okezone di Jakarta, Minggu (10/01/2010).

Mas Ahmad Santosa menambahkan, fasilitas mewah di rutan tidak hanya didapatkan Artalyta Suryani dan Aling. Sejumlah nara pidana lain juga mendapatkan perlakukan serupa.

Di antaranya eks Kepala Bagian Tata Usaha Distrik Navigasi PT Kurnia Jaya Wira Bhakti, Tanjung Priok, Departemen Perhubungan, Dharmawati Dareho, yang menjadi terpidana kasus suap mantan anggota Komisi V DPR Abdul Hadi Djamal.

"Di ruangan itu Dharmawati bergabung dengan Ines dan Eri Wulandari. Di sana juga ada ruang khusus, ada AC, sofa, TV. Dan kami juga melihat sel-sel yang katanya setiap malam didatangi mereka," ujarnya.




Baca selengkapanya.....
| | edit post

Lowongan kerja

Diposting oleh den imam 0 komentar

info lowongan
di butuhkan :

  • 8 orang Dosen
  • 1 Orang laboran

tempat UMK Kudus
bagi yang ber minat bisa langsung cari info lengkap ke kampus UMK


Baca selengkapanya.....
| | edit post

Bos Microsoft Corporation

Diposting oleh den imam Senin, 11 Januari 2010 0 komentar


William Henry Gates III atau lebih dikenal dengan nama Bill Gates dilahirkan pada 28 Oktober 1955, di Seattle, Washington. Bill Gates adalah adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya William Henry Gates adalah seorang pengacara perusahaan yang punya banyak relasi di kota. Sedangkan ibunya Mary Maxwell seorang pegawai First Interstate Bank, Pacific Northwest Bell dan anggota Tingkat Nasional United Way.

Bill seorang anak yang cerdas, tetapi dia terlalu penuh semangat dan cenderung sering mengalami kesulitan di sekolah. Ketika dia berumur sebelas tahun, orang tuanya memutuskan untuk membuat perubahan pada dirinya dan mengirimnya ke Lakeside School, sebuah sekolah dasar yang bergengsi khusus bagi anak laki-laki. Di Lakeside itulah pada tahun 1968 Bill Gates untuk pertama kalinya diperkenalkan dengan dunia komputer, dalam bentuk mesin teletype yang dihubungkan dengan telepon ke sebuah komputer pembagian waktu.


Dia dengan cepat menguasai BASIC, sebuah bahasa pemograman komputer, dan bersama dengan para hacker yang belajar sendiri di Lakeside, dia melewatkan waktu ber-jam-jam menulis program, melakukan permainan, dan secara umum mempelajari banyak hal tentang komputer. “Dia adalah seorang eksentrik,” sebagaimana salah seorang guru memberikan Gates julukan itu. Bill Gates menempuh kuliah di Harvard University di Cambridge mulai tahun 1975. Di sana ia bertemu dengan Paul Allen sewaktu sekolah bersama-sama. Bersama Paul Allen, Bill Gates terus mengembangkan talentanya di bidang pemograman komputer. Namun, Bill gates memutuskan keluar (drop out) untuk menyumbangkan wakunya ke Microsoft.


Latar Belakang Pekerjaan

Melalui usaha kerasnya, perusahaan yang ia dirikan yang bernama Microsoft Corporation menjadi sukses dan Bill Gates melambung menjadi seorang jutawan. Di tahun 1990 Bill Gates sukses merilis sistem operasi yang sangat sukses di pasaran dunia. Namun, Bill Gates juga mendapat reputasi yang tidak baik dalam karirnya. Tidak hanya satu kali, bahkan Bill Gates melakukan beberapa kali kesalahan dalam bisnis perangkat lunaknya. Di tahun 1990 Bill Gates mendapat tuntutan dari Departemen Keadilan Amerika Serikat dengan dakwaan Gates telah melakukan monopoli terhadap perusahaan-perusahaan kecil. Dan sekali lagi Bill Gates tersandung oleh hukum undang-undang bisnis Amerika Serikat pada tahun 1999. Pada tahun 2000, Bill gates mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Pegawai Eksekutif dan ia memilih kembali ke profesi lamanya yang ia cintai yaitu Kepala Penelitian dan Pengembangan Perangkat Lunak di perusahaanya sendiri, Microsoft Corp. Dan pada awal tahun 2008, Bill Gates memutuskan untuk mengundurkan diri dari manajemen Microsoft dan mengkonsentrasikan diri pada kerja kedermawanan melalui yayasan sosial yang didirikannya, yaitu Bill & Melinda Gates Foundation.

Kehidupan Pribadi

Dalam kehidupan peribadinya, Gates menikah dengan Melinda French pada 1 Januari 1994. Mereka mempunyai tiga orang anak, Jennifer Katherine Gates (1996), Rory John Gates (1999) dan Phoebe Adele gates (2002). Dengan istrinya, Bill Gates telah mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation, yang merupakan sebuah Yayasan Sosial yang memperhatikan pederita AIDS, beasiswa bagi universitas-universitas dan kepedulian pada dunia ketiga. Para kritikus mengatakan ini merupakan pembuktian terhadap kemarahan banyak orang tentang praktik monopoli, adikuasa perusahaannya dan beberapa kejahatan yang telah ia lakukan, tetapi beberapa orang yang dekat dengan Bill Gates berkata bahwa ia memang telah lama berencana untuk menyumbangkan sebagian besar hartanya. Di tahun 1999 koran Washington Post memberitakan bahwa "Gates telah menyatakan bahwa dia memutuskan untuk menyumbangkan $5 milyar kepada organisasi mereka. Hal itu tentu tidak mengherankan karena menurut survei Majalah Forbes, Bill Gates selalu menjadi orang terkaya di dunia berturut-turut selama tahun 1996 – 2004 dengan jumlah $ 90 Milyar. Dengan perjuangan dan tekad yang keras kini Bill Gates telah menggapai cita-citanya. Untuk mencapai kesuksesan memang diperlukan pengorbanan dan perjuangan yang berat, namun usaha keras dan sikap pantang menyerah Bill Gates telah membuahkan hasil yang dapat ia nikmati saat ini.

FAKTA FAKTA KEKAYAAN BILL GATES
Mau tau seberapa kaya sih Bill Gates itu? Inilah Fakta-faktanya..

1. Bill Gates menghasilkan US$250 setiap detiknya, itu sekitar US$20 juta sehari dan US$7,8 milyar setahun!

2. Jika dia menjatuhkan US$1.000, dia bahkan tidak perlu repot-repot lagi untuk mengambilnya kembali karena sama dengan waktu 4 detik untuk mengambil, dia sudah memperoleh penghasilan dalam jumlah yang sama.

3. Utang nasional Amerika sekitar US$5,62 trilyun, jika Bill Gates akan membayar sendiri utang itu, dia akan melunasinya dalam waktu kurang dari 10 tahun.

4. Dia dapat menyumbangkan US$15 kepada semua orang di dunia tapi tetap dapat menyisakan US$5 juta sebagai uang sakunya.


5. Michael Jordan adalah atlit yg dibayar paling mahal di Amerika. Jika dia tidak makan dan minum dan tetap membiarkan penghasilannya utuh dalam setahun sejumlah US$30 juta, dia tetap harus menunggu sampai 277 tahun agar bisa sekaya Bill Gates sekarang.

6. Jika Bill Gates adalah sebuah negara, dia akan menjadi negara terkaya sedunia nomor ke 37 atau jadi perusahaan Amerika terbesar nomor 13, bahkan melebihi IBM.

7. Jika semua uang Bill Gates ditukarkan ke dalam pecahan US$1, kita dapat menyusunnya menjadi jalan dari bumi ke bulan, 14 kali bolak balik. Tapi jalan itu harus dibuat non stop selama 1.400 tahun dan menggunakan total 713 buah pesawat Boeing 747 untuk mengangkut semua uang itu.

8. Bill Gates sekarang berumur 40 tahun. Jika kita mengasumsikan dia dapat hidup 35 tahun lagi maka dia harus membelanjakan US$6,78 juta per hari untuk menghabiskan semua uangnya sebelum dia pergi ke surga.

9. Tapi! Jika pemakai Microsoft Windows dapat mengklaim US$1 untuk setiap kali komputernya hang karena Microsoft Windows, Bill Gates akan segera bangkrut dalam waktu 3 tahun!


Baca selengkapanya.....

Ini dia, daftar 40 orang terkaya di indonesia. Ternyata Bakrie merosot jauh dari posisi pertama. Asyik yach, posisi orang terkaya ganti-ganti terus. Biar gak bosen...


1. Sukanto Tanoto (Tan Kang Hoo) - CEO Raja Garuda Mas (RGM), 2.8 Billion $, Age 58. Saat ini perusahaannya RGM International masih bergerak dalam bidang produksi kertas, minyak kelapa dan sumber daya energi.

2. Putera Sampoerna - Sampoerna Tbk, 2.1 Billion $, Age 58
Produksi rokok kretek ketiga terbesar sebelum kemudian sahamnya
dikuasai oleh Philip Morris.


3. Eka Tjipta Widjaja & family – Sinar Mas, 2.0 billion $, Age 80

4. Rachman Halim & family - Gudang Garam, 1.8 Billion $, Age 59
Saat ini pabrik rokok merk Gudang Garam merupakan yang terbesar di Indonesia.

5. R. Budi Hartono & family - Djarum, 1.4 Billion $, Age 64
Mempunyai pabrik rokok kretek merek Djarum, yang juga diekspor ke luar negeri.


6. Aburizal Bakrie & family - Bakrie Group, 1.2 Billion $, Age 59
Saat ini bergerak di bidang infrastruktur.

7. Eddy William Katuari & family - Wings Group, 1.0 Billion $, Age 60
Usaha sabun cuci detergen merek Wing. Juga saat ini bergerak dibidang
penjualan kebutuhan rumah tangga. Juga dalam bidang real estate dan kimia.

8. Trihatma Haliman - Agung Podomoro, 900 Million $, Age 54
Bergerak di bidang real estate developer antara lain komplek perumahan dan apartemen Agung Podomoro.Juga bergerak dibidang retail.

9. Arifin Panigoro - Medco Energy International, 815 Million $, Age 61
Memiliki perusahaan minyak Medco Energy International, dan juga bergerak di bidang pengeboran minyak di Sumatera Selatan.

10. Liem Sioe Liong & family - Bogasari, Indomobil, Indofood, etc ; 800 Million $,Age 91
Membangun Salim Group dalam usaha di bidang makanan, pelayaran dan semen.
Memiliki Bank Central Asia dan Bank First Pacific.

11. Mochtar Riady & family – Banking, 570 Million $, Age 76
Penerbit majalah Forbes edisi Indonesia, juga membeli bank – bank yang sudah sekarat.

12. Peter Sondakh – Rajawali Group, 530 Million $, Age 54
Pemegang saham terbesar Rajawali Group bergerak dalam bidang telekomunikasi,
bahan-bahan keperluan rumah tangga, transportasi dan perhotelan.

13. Prajogo Pangestu – 510 Million $, Age 55
Usaha dalam bidang hasil hutan, perkayuan dan logging.

14. Martua Sitorus – Wilmar International, 475 Million $, Age 46
Dijuluki sebagai Raja minyak kelapa. Perusahaannya Wilmar International merupakan pabrik minyak kelapa
terbesar di Asia. Juga bergerak di dalam bidang perdagangan.

15. Paulus Tumewu – Department Store Ramayana, 440 Million $, Age 54
Pemilik Department Store Ramayana, sejak 1978.

16. Murdaya Poo and Siti Hartati Cakra – Murdaya Groups, 430 Million $, Age 65 and 60
Pemilik Murdaya Group yang dikenal juga dengan nama Berca Group di tahun 1990. Konglomerat dalam bidang perkayuan dan agen sepatu Sneakers.

17. Husein Djojonegoro & family – ABC Groups, 360 Million $, Age 57
Pemilik ABC Group, bergerak di bidang pabrik anggur, makanan, pasta gigi dan baterai.

18. Chairul Tanjung – 310 Million $, Age 44
Para Group yang bergerak di bidang jasa-jasa finansiel, penyiaran, property dan energi.

19. Hadi Surya – Berlian Ladju, 305 Million $, Age 70
Usaha kapal tanker dengan nama Berlian Ladju dengan armada sebanyak 50 kapal tanker.

20. Tan Kian – Hotel, 300 Million $, Age 48
Ikut memiliki Marriott Hotel dan Ritz Carlton Hotel dan mendirikan Pacific Place sebuah komplek pertokoan dan proyek hotel.

21. Sjamsul Nursalim – Gajah Tunggal, 295 Million $, Age 64
Pemilik Group Gajah Tunggal, bergerak di bidang produksi ban mobil, usaha bank
dan pertambangan.

22. George and Sjakon Tahija – Financial, 265 Million $, Age 48

23. Edwin Soeryadjaya - Astra International, 230 Million $, Age 57
Ikut mendirikan Saratoga Investama Sedaya. Anak dari William Soeryadjaya perakit mobil Astra International yang dijualnya pada tahun 1992. Berencana mendirikan pabrik pembangkit tenaga listrik.

24. Kartini Muljadi and Dian Paramita Tamzil – Tempo Scan Pacific, 225 Million $
Memiliki pabrik obat Tempo Scan Pacific di tahun 1982 bersama adik perempuan bernama Tamzil. Muljadi saat ini pensiun tapi masih sebagai penasehat hukum. Tamzil adalah Presiden dari Tempo Scan.

25. Harjo Sutanto & family – Wings Group, 220 Million $
Mendirikan Wings group di tahun 1948 dengan Johannes Ferdinand Katuari. Bersama keluarga diperkirakan memiliki 25% dari usaha di bidang bahan kebutuhan sehari-hari dan bidang distribusi.

26. Soegiharto Sosrodjojo – Sosro Group, 215 Million $, Age 72
Pemilik Teh Botol Sosro

27. Tan Siong Kie – Rodamas Group, 200 Million $, Age 90
Pendiri Rodamas Group in tahun 1960 yang mendistribusikan barang elektronik, alat pendingin dan kimia. Sekarang bergerak juga di bidang makanan dan perbankan.

28. Aksa Mahmud – 195 Million $, Age 61
Sekarang bergerak di bidang energi, infrastruktur.

29. Soetjipto Nagaria - Summarecon Agung, 150 Million $, Age 66
Mendirikan kompleks perumahan mewah di Jakarta Utara dengan usaha bernama
Summarecon Agung.

30. Ciputra & family – Ciputra Group, 145 Million $, Age 74
Pemilik Ciputra Group yang membangun perumahan mewah disekitar lapangan terbang
di Jakarta. Saat ini juga bergerak di bidang real estate di Jakarta, Surabaya dan Hanoi.

31. Kris Wiluan – 140 Million $, Age 56
Mula-mula usaha penyediaan pipa-pipa untuk konstruksi di Singapore dan Pulau Batam di tahun 1970. Saat ini juga bergerak di bidang turisme, transportasi dan property.

32. Sutanto Djuhar & family – 135 Million $, Age 77
Mantan mitra bisnis dari Liem Sioe Liong dari Salim Group. Salah satu Dewan Komisaris dari Bank First Pacific dimana ia memiliki 10 persen saham.

33. Husein Sutjiadi – 120 Million $, Age 52
Sebagai pedagang cocoa lalu berpindah ke bidang produksi dan export cocoa dimana dia membeli 26% saham di Davomas.

34. Boenjamin Setiawan & family – Kalbe Farma, 115 Million $
Salah seorang pendiri industri obat Kalbe Farma dan bergadung dengan Dankos Labs
untuk membentuk perusahan obat terbesar di Asia Tenggara.

35. Tomy Winata - Agung Sedayu, 110 Million $, Age 48
Pemegang saham Artha Graha Bank dan usaha property Agung Sedayu.

36. Jusuf Kalla – Kalla Group, 105 Million $, Age 64
Pemimpin dari Kalla Group. Bergerak di bidang engineering, property, konstruksi dan
telekomunikasi. Saat ini sebagai Ketua Umum dari Partai Golkar dan menjabat
sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.

37. Soedarpo Sastrosatomo & family – Samudera Indonesia, 100 Million $, Age 86
Pendiri dari perusahaan pelayaran Samudra Indonesia yang saat ini merupakan perusahaan pelayaran terbesar di Indonesia.

38. Alim Markus & family – Maspion Group, 95 Million $, Age 55
Ayah dan pamannya pendiri dari Maspion Group di tahun 1962 yang mula mula membuat alat-alat dapur dari aluminum. Juga mengembangkan usaha ke bidang pembuatan alat-alat rumah tangga dari bahan plastic dan gelas.

39. Jakob Oetama – Kompas Media Group, 90 Million $, Age 75
Pendiri suratkabar Indonesia dengan nama Kompas di tahun 1965 dan berkembang sampai saat ini menjadi Kompas Gramedia group sebagai usaha penerbitan terbesar diIndonesia.

40. Tjandra Kusuma – Mulia Group, 80 Million 4
Mulai usaha dengan Eka Tjandranegara mendirikan Mulia Group di tahun 1980 dan sekarang memimpin Mulia Land yang membangun kompleks pertokoan terbesar di Jakarta dengan nama Mulia Industrindo yang juga memproduksi ceramic dan gelas.



Baca selengkapanya.....
| | edit post

kisah hidup HONDA

Diposting oleh den imam 1 komentar

Perhatikan dan amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada kendaraan bermerek Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merek kendaran HONDA ini memang selalu menyesaki padatnya lalu lintas. Karena itu barangkali memang layak disebut sebagai raj jalanan. siapakah sebenarnya HONDA...?? sang pembuat merek tersebut adalah Soichiro Honda














Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri kerajaan bisnis
Honda -- Soichiro Honda -- selalu diliputi kegagalan saat menjalani
kehidupannya sejak kecil hingga berbuah lahirnya imperium bisnis
mendunia itu. Dia bahkan tidak pernah bisa menyandang gelar insinyur.
Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak
pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.

Saat merintis bisnisnya, Soichiro Honda selalu diliputi
kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari
kuliah. Namun, ia terus bermimpi dan bermimpi. Dan, impian itu
akhirnya terjelma dengan bekal ketekunan dan kerja keras. ''Nilaiku
jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya di
sekitar mesin, motor dan sepeda,'' tutur Soichiro, yang meninggal
pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat
mengidap lever.

Kecintaannya kepada mesin, jelas diwarisi dari ayahnya yang
membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko,
Jepang Tengah. Di kawasan inilah dia lahir. Kala sering bermain di
bengkel, ayahnya selalu memberi catut (kakak tua) untuk mencabut
paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat
mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki
kelahiran 17 November 1906 ini dapat berdiam diri berjam-jam. Tak
seperti kawan sebayanya kala itu yang lebih banyak menghabiskan waktu
bermain penuh suka cita. Dia memang menunjukan keunikan sejak awal.
Seperti misalnya kegiatan nekad yang dipilihnya pada usia 8 tahun,
dengan bersepeda sejauh 10 mil. Itu dilakukan hanya karena ingin
menyaksikan pesawat terbang.


Bersepada memang menjadi salah satu hobinya kala kanak-kanak.
Dan buahnya, ketika 12 tahun, Soichiro Honda berhasil menciptakan
sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Sampai saat itu, di
benaknya belum muncul impian menjadi usahawan otomotif. Karena dia
sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak
tampan, sehingga membuatnya selalu rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke kota, untuk bekerja di Hart
Shokai Company. Bossnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara
kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara
yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari
perhatiannya. Enam tahun bekerja di situ, menambah wawasannya tentang
permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, Saka Kibara mengusulkan
membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak
ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya kian membaik. Ia selalu
menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat
memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu,
jam kerjanya tak jarang hingga larut malam, dan terkadang sampai
subuh. Yang menarik, walau terus kerja lembur otak jeniusnya tetap
kreatif.













Kejeniusannya membuahkan fenomena. Pada zaman itu, jari-jari
mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik untuk kepentingan meredam
goncangan. Menyadari ini, Soichiro punya gagasan untuk menggantikan
ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya
laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia.

Pada usia 30 tahun, Honda menandatangani patennya yang
pertama. Setelah menciptakan ruji. Lalu Honda pun ingin melepaskan
diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Mulai saat itu dia
berpikir, spesialis apa yang dipilih ? Otaknya tertuju kepada
pembuatan ring piston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada
1938. Lalu, ditawarkannya karya itu ke sejumlah pabrikan otomotif.
Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak
memenuhi standar. Ring Piston buatannya tidak lentur, dan tidak laku
dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu dan
menyesalkan dirinya keluar dari bengkel milik Saka Kibara. Akibat
kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian,
kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi,
soal ring pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari
jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin.



















Siang hari, setelah pulang kuliah, dia langsung ke bengkel
mempraktekkan pengetahuan yang baru diperoleh. Tetapi, setelah dua
tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang
mengikuti kuliah. ''Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak
diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang
hukum makanan dan pengaruhnya,'' ujar Honda, yang diusia mudanya
gandrung balap mobil. Kepada rektornya, ia jelaskan kuliahnya bukan
mencari ijazah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap
penghinaan. Tapi dikeluarkan dari perguruan tinggi bukan akhir
segalanya. Berkat kerja kerasnya, desain ring pinston-nya diterima
pihak Toyota yang langsung memberikan kontrak. Ini membawa Honda
berniat mendirikan pabrik. Impiannya untuk mendirikan pabrik mesinpun
serasa kian dekat di pelupuk mata.

Tetapi malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap
perang, tidak memberikan dana kepada masyarakat. Bukan Honda kalau
menghadapi kegagalan lalu menyerah pasrah. Dia lalu nekad
mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik.
Namun lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya
terbakar, bahkan hingga dua kali kejadian itu menimpanya.

Honda tidak pernah patah semangat. Dia bergegas mengumpulkan
karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang
dibuang oleh kapal Amerika Serikat, untuk digunakan sebagai bahan
mendirikan pabrik. Penderitaan sepertinya belum akan selesai. Tanpa
diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga
diputuskan menjual pabrik ring pinstonnya ke Toyota. Setelah itu,
Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947, setelah perang, Jepang kekurangan
bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak poranda. Sampai-sampai
Honda tidak dapat menjual mobilnya akibat krisis moneter itu. Padahal
dia ingin menjual mobil itu untuk membeli makanan bagi keluarganya.

Dalam keadaan terdesak, ia lalu kembali bermain-main dengan
sepeda pancalnya. Karena memang nafasnya selalu berbau rekayasa
mesin, dia pun memasang motor kecil pada sepeda itu. Siapa sangka,
sepeda motor-- cikal bakal lahirnya mobil Honda -- itu diminati oleh
para tetangga. Jadilah dia memproduksi sepeda bermotor itu. Para
tetangga dan kerabatnya berbondong-bondong memesan, sehingga Honda
kehabisan stok. Lalu Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak
itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut
mobilnya, menjadi raja jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Semasa hidup Honda selalu menyatakan, jangan dulu melihat
keberhasilanya dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah
kegagalan-kegagalan yang dialaminya. ''ORANG MELIHAT KESUKSESAN SAYA
HANYA SATU PERSEN. TAPI, MEREKA TIDAK MELIHAT 99 PERSEN KEGAGALAN SAYA,'' tuturnya. Ia memberikan petuah, ''KETIKA ANDA MENGALAMI
KEGAGALAN, MAKA SEGERALAH MULAI KEMBALI BERMIMPI. DAN MIMPIKANLAH MIMPI BARU.'' Jelas kisah Honda ini merupakan contoh, bahwa sukses itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di
sekolah, dan hanya berasal dari keluarga miski
n



Baca selengkapanya.....

terima pesanan monel

Diposting oleh den imam Kamis, 07 Januari 2010 0 komentar

Sedia :

- Cincin
- Gelang
- kalung
- Gelang kaki
- Bros
Semuanya terbuat dari monel asli dan anti karat

bisa melayani sesuai pesanan.
bila berkenan bisa hubungi no hp berikut

Den imam : 085290474848







































































































































































































































































































































Baca selengkapanya.....
| | edit post

Google Translate